Kamis, 12 Oktober 2017

Mutiara Rosul: Nabi juga bekerja



Assalamu'alaikum

sahabat dakwah pada seri mutiara rasul sebelumnya mengisahkan tentang betapa pemaafnya baginda Rasulullah yang belum baca Sentuh ini, untuk kali apaan haio ? Langsung wae yug

Agam islam tidak menghendaki pemeluknya menjadi orang yang malas dan memandang bekerja adalah perbuatan yang jelek dan hanya mendatangkan kesusahan belaka. Bahagia dan nikmat Allah juga ada dalam bekerja.

Rasulullah telah memberikan teladan dengan bekerja secara tekun. Tidak saja setelah diangkat menjadi Nabi. Tetapi jauh sebelumnya beliau telah memberikan contoh bahwa seseorang harus menghargai dirinya sendiri dengan cara bekerja, agar tidak menjadi beban orang lain.

Pada masa kecil dan mudanya, Rasulullah bekerja menggembalakan kambing milik Bani Sa'id bersama saudaranya. Kemudian menggembalakan kambing penduduk Makkah dan juga menggembalakan kambing di luar Makkah.

Ketika menjelang akil baligh, Rasulullah diajak pamanya, yaitu Abu Thalib berdagang ke Syam.

Ketika telah menjadi pemuda yang kuat, beliau kembali berdagang. Kala itu beliau bekerja kepada sayyidah Khadijah, seorang wanita mulia sekaligus pedagang yang suka memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menjualkan daganganya dengan memberikan keuntungan yang menarik kepada mereka.

Ketika Khadijah mendengar kejujuran Muhammad serta sifatnya yang sangat amanah dan mulia budi pekertinya.

Maka dia menawarkan barang daganganya kepada Rasulullah untuk berdagang ke Syam dengan memberi keuntungan yang lebih besar dari yang lainnya. Berkat kejujuran beliau dalam berdagang, membuat daganganya laris dan mendapat untung yang banyak.

Islam, lewat Nabinya menganjurkan bekerja. Selain menguatkan tubuh, bekerja juga merupakan latihan kesabaran, ketekunan, keterampilan, dan kejujuran.

Islam membenci pengangguran dan kemalasan, karena itu merupakan maut yang lambat laun akan mematikan semua daya kekuatan dan menjadi sebab kerusakan.

Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar

Cari