This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 25 September 2017

Kisah buat Dakwah: Ujian kesehatan & kekayaan



Assalamualaikum
sobat jblog Ngadmin mau ngasih kisah lagi nih langsung bae lah

Alkisah pada zaman dahulu kala, ada tiga orang Bani Israil yang diserang penyakit yang berbeda-beda. Orang pertama menderita penyakit kusta, orang kedua menderita kebotakan, dan orang ketiga menderita kebutaan.

Suatu ketika Allah menguji mereka dengan mengutus malaikat yang menjelma menjadi manusia untuk menemui mereka.

Yang pertama ditemui malaikat adalah orang yang terkena penyakit kusta. Malaikat berkata kepadanya, "Apa yang paling engkau inginkan sekarang ?"

Penderita kusta menjawab, "wajah dan kulit tubuh yang mulus, serta hilangnya sesuatu dari tubuhku yang orang lain merasa jijik dengan itu."

Juga baca: Kisah Birrul Walidain

Kemudian malaikat mengusap tubuh penderita kusta tesebut sehingga kulitnya menjadi mulus.

Lalu malaikat berkata lagi, "Kekayaan apa yang paling engkau inginkan ?"

Dia menjawab, "Unta !"

Malaikat pun memberikannya unta betina yang sedang bunting dengan izin Allah seraya berkata, "Semoga Allah memberkatimu dengan unta ini."

Selanjutnya malaikat menemui orang kedua yang botak dan bertanya, "Apa yang paling engkau inginkan sekarang ?"

Orang botak itu menjawab, "Rambut yang bagus dan sesuatu yang membuat orang lain mencemooh ku hilang."

Maka malaikat mengusap kepala orang tersebut sehingga hilanglah kebotanya. Lalu rambut yang bagus dan indah tumbuh di kepalanya.

Malaikat bertanya lagi, "Harta apa yang paling kau senangi ?"

 Orang itu menjawab, "Sapi."

Maka dia diberi sapi yang sedang bunting. Malaikat berkata kepadanya, "Semoga Allah memberkatimu dengan sapi ini."

Kemudian malaikat menemui orang ketiga yang buta dan bertanya, "Apa yang paling kau inginkan sekarang ?"

Orang buta itu menjawab, "Dapat melihat."

Maka malaikat mengusap wajahnya sehinga dia dapat melihat.

Lalu malaikat bertanya, "Harta apa yang paling engkau senangi ?"

"Kambing" jawabnya.

Maka dia diberi kambing yang bunting dan akan segera beranak.

Singkat cerita, unta, sapi, dan kambing itu terus berkembang biak. Sehingga ketiga orang tersebut mempunya satu lembah yang penuh dengan unta, sapi, dan kambing.

Suatu saat malaikat yang pernah menemui meraka datang kembali. Pertama malaikat menemui orang yang dulunya terkena penyakit kusta. Saat ini ia telah menjadi orang yang bermuka tampan dan berkulit mulus.

Malaikat yang menyamar ini berkata, "Aku ini orang miskin yang sedang kesusahan melanjutkan perjalanan karena untaku kabur. Saat ini tidak ada yang bisa membantuku kecuali Allah dan engkau. Atas nama Dzat yang telah memberi kulit yang mulus dan harta kepadamu, aku meminta seekor unta untuk dijadikan tunggangan dalam perjalananku."

"Aku masih punya banyak kewajiban yang harus aku penuhi. Jadi maaf saja, aku tidak bisa memberimu."

Malaikat tersebut berkata, "Rupanya aku mengenalmu. Bukankah dulu engkau penderita kusta yang dihinakan banyak orang karena fakir, lalu Allah memberi harta kepadamu ?"

Orang tersebut berkata, "Kata siapa ? Kekayaan ini aku dapatkan sebagai warisan dari orang tuaku."

Malaikat berkata kepadanya, "Karena engkau berdusta, Allah akan mengembalikanmu kepada keadaan semua."

Benar saja, Allah mengembalikannya kepada keadaan semuala, yaitu mengidap kusta.

Selanjutnya malaikat tadi mendatangi orang yang asalnya mengalami kebotakan dan menyampaikan hal yang sama seperti yang ia sampaikan kepada si penderita kusta.

Namun, orang yang sudah diberikan kesembuhan dari kebotakanya ini pun sama mengaku bahwa kekayaanya didapat dari harta warisan orang tuanya. Ia pun menolak untuk memberi bantuan.

Malaikat berkata kepadanya, "Karena engkau berdusta, engkau akan dikembalikan oleh Allah kepada keadaan semula."

Lalu malaikat menemui orang yang dulu buta. Malaikat berkata, "Aku ini seorang manusia miskin yang sedang melakukan perjalanan. Aku kehabisan bekal dan aku mengharap bantuan Allah dan engkau. Atas nama Dzat yang telah mengembalikan penglihatanmu, aku meminta seekor kambing untuk bekal perjalananku."


"Dulu aku buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku. Demi Allah, aku tidak akan mengurangi sedikitpun apa yang engkau ambil untuk Allah."

Malaikat berkata kepadanya, "Pegang saja hartamu itu. Sebab, aku hanya menguji kalian. Allah sungguh senang padamu dan marah kepada dua rekanmu itu."

Kisah di atas dituturkan oleh imam Ghazali pada salah satu kitabnya. Sebuah kisah tentang betapa seseorang harus bersyukur atas berbagai nikmat yang telah Allah berikan kepadanya. Makna syukur adalah kesadaran diri bahwa segala bentuk kenikmatan berasal dari Allah SWT. tiada campur tangan orang lain di dalamnya.

Semoga bermanfaat.

Rabu, 20 September 2017

Materi Dakwah: 10 Tanda Orang Istiqomah



Rasulullah SAW pernah bersabda: "Istiqomah itu lebih baik dari
seribu karomah".
Dari hadist tersebut dapat kita ketahui betapa luar biasanya istiqomah itu, berikut beberapa ciri-ciri orang yang mempunyai sifat istiqomah yang akan di terangkan oleh:

Al-Faqih Abu Laits berkata: "Tanda istiqamah seseorang, ialah bila ia memelihara sepuluh hal, dan mewajibkanya atas dirinya:

Pertama
Memelihara lidah dari menggunjing orang lain

"Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain."(QS. Al-Hujurat:12)

Kedua
Menjahui buruk sangka

"Jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu ialah dosa." (Q.S. Al-Hujurat:12)

Ketiga
Menjauhkan diri dari memperolok-olok orang lain

"Janganlah suatu kaum memperolok-olokkan kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan)." (QS.
AL-HUJURAT :11)

Keempat
Menahan pandangan dari hal-hal yang diharamkan

"Katakanlah kepada orang-orang laki-laki yang beriman: hendaklah mereka menahan pandangannya."(QS. An-nur:30)

Kelima
Kejujuran lidah

"Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil."(QS. Al-An'am:152)

Keenam
Menafkahkan harta di jalan Allah

"Nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik."(QS. Al-Baqoroh:267)

Juga baca "7 Wasiat wali Abdal"

Ketujuh
Jangan boros

"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros."(QS. Al-Isra':26)

Kedalapan
Jangan ingin di unggulkan maupun dibesarkan dirinya.

"Negeri akhirat itu kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa."(

Kesembilan
Memelihara sholat lima waktu

"Peliharalah semua shalat(mu), dan (periharalah) shalat wustha. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'."(QS. Al Baqarah :
238-239)

Kesepuluh
Teguh hati dalam menganut Ahlu sunnah wal-jama'ah

"Dan bahwa (yang kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya."(QS. Al-An'am:153)

Semoga bermanfaat.

Senin, 18 September 2017

Meteri Dakwah: 7 wasiat Wali Abdal


Assalamualaikum wr wb
Salah satu tokoh shufi besar yang bernama Ibrahim bin Adham, ketika menerima tamu wali abdal. Kemudian beliau meminta wasiat kepada wali abdal tersebut supaya bisa lebih dekat kepada Allah.

Akhirnya  wali abdal tersebut memberikan tujuh wasiat yaitu:

Pertama
Orang yang banyak bicara, itu nanti hatinya akan menjadi mati.

Kedua
Orang yang banyak makan tidak akan memperoleh hikmah kebijaksanaan.

Ketiga
Orang yang terlalu banyak bergaul dengan manusia, tidak akan merasakan kemuliaan dari sari ibadah.

Keempat
Barang siapa yang terlalu mencintai dunia, tidak akan memperoleh Husnul Khatimah

Kelima
Barang siapa bodoh, maka tidak akan hidup hatinya

Keenam
Orang yang mencari persahabatan dengan manusia yang dzalim, tidak akan dapat istiqomah dalam urusan agama.

Ketujuh
Barang siapa mengharapkan kerelaan manusia pasti tidak akan memperoleh kerelaan Allah SWT.

semoga bermanfaat.

Senin, 11 September 2017

Kisah buat dakwah: Jangan berputus asa



Assalamualaikum warohmatullah

Pada edisi kisah buat dakwah sebelumnya mengisahkan tentang seorang anak sholeh v anak ga sholeh yang belum membaca kisahnya boleh Otw di sini . Untuk kali ini Ngadmin mau kasih tentang para burung yang pantang menyerah. Ok lah langsung di geser layarnya.

Suatu hari, burung-burung dari berbagai jenis berkumpul mengadakan pertemuan di suatu tempat. Dalam pertemuan tersebut mereka sepakat bahwa harus ada raja yang memimpin mereka. Akhirnya mereka sepakat bahwa yang pantas menjadi raja adalah burung rajawali.

Terdengar kabar bahwa burung rajawali berada di tempat yang sangat jauh. Namun, dorongan kerinduan mereka dan semangat mencari telah membulatkan tekad mereka. Mereka sangat menginginkan mendapatkan perlindungan darinya.

Kian hari, kian bertambah kerinduan mereka. Mereka bersumpah, "Di tempat manapun kau berada, kami akan tetap mencarimu, karena engkau adalah raja yang tiada tara."

Mereka pun terbang bersama mengunjungi tempat sang rajawali. Di tengah perjalanan mereka mendengar suara ghaib, "Kalian jangan membinasakan diri dengan angan-angan kalian, diamlah di tempat, jangan meninggal tempat tinggal ! Sebab, jika meninggalkan tempat tinggal, kalian akan bertambah payah, menghadapi berbagai bahaya, dan menghadapi ancaman kebinasaan."

Setelah mendengar suara itu, justru rasa rindu mereka kepada rajawali semakin menjadi-jadi. Mereka tidak berhenti menjelajahi hutan belantara untun mencapi tempat tujuan.

Muncul lagi suara, "Di depan kalian ada hutan belantara, gunung yang tinggi, lautan yang ganas, lembah salju yang sangat dingin, dan tempat yang cuacanya tidak normal. Kalian akan segera dijemput oleh kematian. Jadi, yang paling aman adalah kembali ke tempat semula !"

Burung-burung tersebut tidak menghiraukan suara itu. Mereka tetap melanjutkan perjalan sambil bersenandung:

'Jika yang dicari sangat agung
Menjadi kecil segala rintangan'

Mereka terus bersemangat mencari sang rajawali. Namun apa daya, berbagai kondisi alam terus mengguncang mereka. Sebagian burung yang berasal dari daerah beriklim panas binasa ketika masuk daerah beriklim dingin, begitupun sebaliknya. Di antara mereka juga banyak tersambar petir dan tersapu angin topan. Sehingga tinggal tersisa sedikit.

Akhirnya, mereka sampai di kediaman sang rajawali yang tampak di kelilingi para penjaganya.

Para burung itu kemudian mencari perantara yang dapat menyampaikan ihwal kedatangan mereka ke sang raja.

Kemudian sang rajawali memerintahkan kepada perantara tadi untuk menyampaikan maksud kedatangang mereka

Peranta tadi pun menjawab,"Kami datang untuk meminta anda menjadi pemimpin kami."

Sang rajawali lalu menjawab, "Kalian hanya merepotkan diri kalian, saya sudah menjadi raja di sini, kami tidak membutuhkan kalian."

Mendengar jawaban sang rajawali itu, mereka kebingungan. Namun mereka tak patah semangat. Mereka berkata, "Tidak ada jalan untuk kembali. Kekuatan kita sudah habis dan kita telah di hantam cuaca. Tak ada gunanya kita kembali. Kita akan di sini sampai mati."

Akhirnya burung-burung itu diam di depan kediaman sang rajawali. Beberapa di antara mereka yang tidak kuat dengan kelaparan, kepanasan, kedingan akhirnya mati.

Ketika keputus-asaan semakin mewabah di antara mereka dan napas-napas mereka pun semakin sesak, tiba-tiba terdengar suara yang melegakan napas mereka, "Tidak sepantasnya kalian putus asa. Sebab, tidak ada yang putus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang yang merugi. Jika rasa kaya diri mendorong rasa bangga, jiwa pun terdorong sehingga kebal terhadap segala kondisi. Setelah kalian tahu kadar ketidakmampuan untuk mengenal kekuasaan kami, merupakan keniscayaan kami untuk menyambut kalian dan menempatkan kalian. Tempat ini adalah tempat kebahagian dan persinggahan kalian."

Gema suara tersebut membuat burung-burung itu senang tiada tara. Mereka merasa hidup kembali setelah terpuruk. Mereka menjadi yakin akan limpahan karunia dan yakin dapat memperoleh kebahagian.

Mereka bertanya tentang teman-temanya yang tertinggal karena bencana, "Bagaimana keadaan teman kami yang terhalang bencana dan terjebak di lembah, sehingga mereka binasa ? Apakah darah mereka mendapat penghargaan ataukah sia-sia ?" tanya mereka.

"Orang-orang yang keluar dari rumahnya untuk hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya, lalu dirinya terkena kematian, pahalanya tanggungan Allah" (QS. An-Nisa': 100)
"Dan janganlah mengatakan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah (mereka) telah mati. Sebenarnya mereka hidup, tetapi kalian tidak menyadarinya" (QS. Al-Baqarah: 154)

"Apakah ada jalan bagi kami untuk menyaksikan mereka ?" tanya para burung.

"Tidak ada, sebab kalian terhalang hijab keagungan dan tirai kemanusian serta terbatasi oleh ajal. Jika kalian telah menghabiskan masa hidup kalian dan berpisah dari tempat kalian, kalian dapat menemui dan mengunjungi mereka." jawab sang rajawali.

Ketika burung-burung itu mendengar perkataan itu dan merasa tenang dengan petunjuk tersebut, keyakinan dan kepercayaan mereka pun semakin sempurna. Mereka merasa tenteram dan siap menghadapi hakikat-hakikat keyakinan dengan kemampuan yang mendalam.

(Menggapai Hidayah dari kisah imam Ghazali)

semoga bermanfaat. Ngadmin pamin yag
Waalaikumsalam

Sabtu, 09 September 2017

Materi Dakwah: Klasifikasi Sabar ala Al-Ghazali



Assalamualaikum
Sobat jblog pada materi dakwah sebelumnya Ngadmin memberikan tentang "7 keutamaan shalat dhuha", yang belum baca silahkan Sentuh di mari dah . untuk materi dakwah selanjutnya tentang "klasifikasi sifat sabar" cekibrot


Sabar merupakan salah satu sifat yang telah di anjurkan oleh agama, dalam hal ini imam Al-Ghazali mengemukakan pendapatnya yaitu sabar adalah bawaan dari sesuatu pengertian yang telah yakin.

Al-Ghazali menegaskan lagi bahwa di dalam menjalankan suatu kesabaran ini, seseorang harus melihat manfaat yang di gemarinya.

Dan mengenai sifat sabar ini Imam Al-Ghazali telah mengelompokkan sebagai berikut :

1. Sabar di namakan Iffah.
Apabila sabar itu telah di tujukan untuk menahan nafsu perut dan juga nafsu untuk bersetubuh.

2. Sabar dinamakan Dhabtun Nafs
Apabila sabar itu untuk menahan diri dari keserakahan kekayaan.

3. Sabar dinamakan Syaja'ah
Apabila sabar itu di dalam peperangan untuk mencapai kemenangan.

4. Sabar dinamakan Hilm
Apabila sabar itu digunakan untuk menahan amarah dan rasa kesal.

5. Sabar dinamakan Si'atus Sadar
Apabila sabar itu digunakan untuk menahan suatu penghinaan atau suatu cercaan.

6. Sabar dinamakan Kitmanus Sir
Apabila sabar itu telah ditujukan hanya kepada kerahasian akan sesuatu.

7. Sabar dinamakan Zuhud
Apabila sabar di gunakan untuk meninggalkan kehidupan duniawi.

8. Sabar dinamakan Qana'ah
Apabila sabar digunakan kepada hal-hal untuk menerima nasib  sebagaimana yang telah diberikan Allah.

Demikian pembagian sabar menurut imam Ghazali. Semoga bermanfaat.

Selasa, 05 September 2017

Kisah buat Dakwah


Assalamualaikum warohmatullah

sobat jblog Ngadmin mau ngasih yang lumayan agak panjang, maka dari itu siapkan minum agar tidak haus di tengah pembacaan.

            ***********************
Di kisahkan, dulu ada seorang lelaki kaya raya dari Bani Israil mengangkat sepupunya, yang miskin sebagai anaknya. Dia tidak mempunyai ahli waris kecuali anak pamannya itu.

Suatu malam, sang anak angkat merasa orang kaya itu yang tak lain adalah ayah angkatnya tak kunjung meninggal dunia, padahal dia sangat mengharapkan warisan, dia pun membunuhnya.

Usai membunuh, dia membawa mayat ayah angkatnya ke sebuh semak-semak yang sepi.

Pagi pun tiba, dia memutar otak mencari siasat agar tak ketahuan telah membunuh ayah angkatnya sendiri. Dia pun berpura-pura mencari jejak pembunuh ayah angkatnya.

Bersama tetangganya, dia menemui Nabi Musa as. mereka kemudian meminta kepada Nabi Musa berdoa kepada Allah supaya misteri pembunuhan itu terungkap.

Namun Nabi Musa malah menyuruh mereka menyembelih seekor sapi. Nabi Musa berkata:"Aku berlindung kepada Allah dari menertawai orang-orang yang beriman. Kami benar bersungguh-sungguh menyuruh kalian menyembelih sapi betina"

Setelah mengetahui bahwa menyembelih sapi tersebut benar perintah Allah, mereka meminta penjelasan lebih terperinci mengenai sifat sapi yang harus disembelih.

Di tempat lain, seorang laki-laki shalih dari Bani Israil, dengan seorang putra yang masih kecil, membawa seekor anak sapi ke sebuah padang rumput dan melampaskanya di sana. Saat itu dia berdoa kepada Allah,"ya Allah, aku titipkan anak sapi ini kepada-Mu untuk anakku di saat putraku sudah besar"

Setelah laki-laki shalih tersebut wafat. Sapinya tetap berada di padang rumput dalam keadaan liar. Setiap melihat seseorang, sapi itu lari darinya.

Putra lelaki itu beranjak besar. Dia dikenal sebagai anak yang sangat berbakti kepada ibunya. Dia membagi malam kedalam tiga waktu. Sepertiganya untuk beribadah, sepertiganya untuk istirahat, sepertiganya untuk menunggu perintah dan melayani berbagai keperluan sang ibu.

Setiap pagi tiba, dia berangkat ke gunung untuk mencari kayu bakar dan menjualnya ke pasar. Sepertiga hasilnya di sedekahkan, sepertiganya lagi untuk ibunya. Sisanya untuk dirinya.

Suatu hari ibunya berkata kepadanya:"Sesungguhnya bapakmu meninggalkan seekor anak sapi yang merupakan warisan bagimu. Dia menitipkan anak sapi itu kepada Allah di sebuah padang rumput. Pergilah kesana dan berdoalah kepada Tuhan Ibrahim, Ismail, Ishaq, dan Ya'qub agar mengembalikan anak sapi itu kepadamu. Ciri-ciri sapi itu, jika engkau melihatnya, seolah ada sinar matahari keluar dari kulitnya. Dan sapi tersebut berkilau seperti emas."

Anak itu pergi ke tempat yang ditunjukkan ibunya. Di sana dia melihat sapi itu sedang makan rumput.

Kemudian dia berteriak kepada sapi tersebut,"Dengan kekuasaan Tuhan Ibrahim, Ismail, Ishaq, dan Ya'qub kemarilah kau !"

Sapi tersebut menghampiri anak itu dan berdiri di depanya. Leher sapi itu di beri tambang dan dituntun untuk dibawa pergi.

Di tengah perjalanan, atas izin Allah, sapi tersebut berkata:"Wahai pemuda yang berbakti kepada orang tua, tunggangilah diriku"

Anak itu berkata,"Ibuku tidak menyuruhku melakukan itu. Beliau hanya menyuruh mengikat lehermu dan menuntunmu"

Rupanya tawaran sapi tadi untuk menguji si anak. Sapi itu kemudian berkata:"Demi Tuhan Bani Israil, jika tadi engkau menunggangiku, engkau takkan mampu menaklukanku selamanya. Sekarang, silahkan kau berjalan. Ketahuilah, jika kau memerintah gunung supaya lepas dari tempatnya dan ikut berjalan bersamamu, niscaya dia akan menuruti perintahmu."

Setelah sampai di rumah ibunya berkata:"Engkau ini orang miskin, engkau tidak punya harta apapun. Suatu saat nanti, engkau akan lelah jika terus mencari kayu bakar di siang hari sementara malam engkau bangun untuk beribadah. Sekarang pergi ke pasar dan juallah sapi ini."

Dia bertanya:"Berapa saya harus jual sapi ini ?"

"Tiga dinar" jawab ibunya.

"Engkau jangan menjual lebih dari harga yang aku katakan" kata ibunya lagi

Dia pun pergi kepasar untuk menjual sapinya.

Kemudian Allah mengutus malaikat menemuinya untuk mengujinya. Seberapa berbaktinya dia kepada ibunya.

Malaikat tersebut bertanya:"Berapa harga sapi ini ?"

Dia menjawab:"Tiga dinar, sebagaimana perintah ibuku."

Malaikat berkata:"Saya akan membelinya enam dinar dan engkau tidak perlu meminta persetujuan ibumu."

Anak itu berkata:"Andai engkau membelinya dengan emas seberat sapi ini, aku tetap tidak menerimanya, selama tak mendapat persetujuan ibuku."

Maka dia pulang menemui ibunya dan mengabarkan kejadian tersebut.

Ibunya berkata:"Kembalilah ke pasar dan juallah sapi itu enam dinar"

Anak tersebut berangkat lagi ke pasar sambil membawa sapinya.

Datanglah malaikat tadi dan berkata kepadanya:"Sudahkah engkau mendapat perintah dari ibumu ?"

Dia menjawab:"Ya, benar. Beliau memerintahku menjual sapi ini enam dinar. Tidak boleh kurang atau lebih."

Malaikat itu berkata:"Aku ingin membelinya dua belas dinar."

Anak muda itu menolak dan pulang untuk meminta saran ibunya.

Di rumah, sang ibu mengatakan:"Sesungguhnya pembeli itu adalah malaikat dalam bentuk manusia. Dia ingin mengujimu. Jika dia datang lagi kepadamu, tanyakan kepadanya, apakah sapi ini harus di jual atau tidak."

Anak shalih tersebut pergi lagi ke pasar dan malaikat tadi pun menghampirinya. Kemudian malaikat itu berkata, "Pulanglah engkau ke ibumu dan sampaikan agar dia menahan sapi ini. Sebab, Musa bin imran akan membelinya untuk menyelesaikan masalah pembunuhan di kalangan Bani Israil. Jangan kau jual sapi ini kecuali dengan dinar yang jumlahnya dapat menutupi seluruh kulit sapi ini jika di letakkan di badannya."

(capek bacanya ya sob , tenang bentar lagi selesai)

Kembali lagi ke kisah Bani Israil dan Nabi Musa. Mereka meminta penjelasan Nabi Musa perihal sifat sapi yang harus di sembelih. Allah menentukan bahwa sapi yang harus disembelih adalah sapi yang bentuknya seperti sapi yang di miliki anak yang sholeh tersebut.

Sesungguhnya hal itu merupakan balasan atas kebaikan anak itu kepada ibunya. Maka, orang-orang Bani Israil membeli sapi tersebut dengan harga yang disebutkan di atas.

Setelah sapi di beli, Bani israil segera menyembelihnya.

Berdasarkan perintah Allah, mereka pun kemudian memukul mayat korban pembunuhan itu dengan daging sapi.

Atas izin Allah mayat bangkit dalam keadaan urat lehernya berlumuran darah dan berkata, "Yang membunuhku adalah si Fulan (anak angkatnya)"

Akhirnya anak angkat tersebut dihukum dan diharamkan mendapat peninggalan waraisan bapak angkatnya.

alhamdulillah sudah selesai. Yang capek bisa istirahat. Semoga bermanfaat

Minggu, 03 September 2017

Materi Dakwah: 7 Keutamaan Shalat Dhuha



Assalamualaikum sob

Pada postingan sebelumnya Ngadmin sudah memberikan sebuah kisah tentang tobat woi tobat yang belum baca bisa Klik di mriki, nah untuk postingan kali ini tentang "7 keutamaan sholat dhuha"
yug langsung otw wae 

Menurut Sayidina Ali bin Abi Thalib Shalat Dhuha adalah shalat sunnah yang di kerjakan Rasulullah SAW ketika matahari naik di ufuk timur yang berakhir pada pertengahan hari atau sekitar pukul 07.00 sampai 11.30 WIB untuk waktu indonesia.

Shalat Dhuha tidak boleh di kerjakan tepat ketika matahari terbit. Karena Rasulullah melarangnya sebagai mana tertuang dalam haditsnya :"Jika alis matahari terbit, tinggalkanlah shalat hingga matahari muncul (tampak bulat)" dan juga agar tidak menyamai ibadah orang majusi yang menyembah matahari.

Waktu yang paling utama untuk menunaikan shalat Dhuha menurut imam Nawawi adalah ketika cahaya matahari sudah terasa panas.

Selain itu Shalat Dhuha juga mempunyai banyak keutamaan:

MENDAPAT DERAJAT YANG MULIA.
Dari Abdullah bin Umar berkata:"Aku bertemu Abu Dzar dan aku berkata, wahai paman, beritahu aku tentang kebaikan"
Kemudian beliau berkata, 'Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW seperti yang kamu tanyakan, Rasulullah menjawab: 
Jika kamu menunaikan shalat Dhuha 2 rakaat, kamu tidak termasuk golongan orang-orang yang lalai.
Jika kamu menunaikan shalat Dhuha 4 rakaat, kamu akan ditulis dalam golongan orang-orang yang berbuat kebaikan.
Jika kamu menunaikan shalat Dhuha 6 rakaat, kamu di masukkan golongan orang yang patuh kepada Allah.
Jika kamu menunaikan shalat Dhuha 8 rakaat, kamu termasuk orang-orang yang meraih kemenangan.
Jika kamu menunaikan shalat Dhuha 10 rakaat, pada hari itu kamu terbebas dari dosa.
Dan jika kamu menunaikan shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membangun rumah di surga bagimu' (HR. Al-Baihaqi)

TERGOLONG HAMBA YANG TAAT
Dari Abu Hurairah, Rasulullah besabda:"Tidak ada orang yang dapat menjaga shalat Dhuha (istiqamah) kecuali orang-orang yang sangat cinta kepada Allah" (HR. Al-Hakim)

MENDAPAT PAHALA SETARA IBADAH UMROH.
Abu Humamah berkata: "Sesungguhnya Rasulullah bersabda:'Siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci menuju jama'ah shalat Fardhu, pahalanya seperti pahala orang yang berhaji. Dan siapa yang keluar dari rumahnya tanpa niat apa pun kecuali untuk menunaikan ibadah shalat Dhuha, ia akan mendapat pahala seperti pahala orang melaksanakan umrah... (HR Abu Daud)

TERHAPUSKAN DOSA-DOSANYA
Dari Sahl bin Muadz bin Anas al-juhaini dari ayahnya,"sesungguhnya Rasulullah bersabda:'Siapa yang tetap duduk di tempat dia menunaikan shalat subuh hingga menunaikan shalat Dhuha dan tidak mengucapkan apa pun kecuali yang baik, akan dihapuskan dosa kecilnya walaupun sebanyak buih di lautan" (HR. Abu Daud)

MENDAPAT TEMPAT KHUSUS DI SURGA
Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW,"Sesungguhnya di surga kelak terdapat pintu yang bernama Ad-Dhuha dan pada hari kiamat nanti akan terdengar panggilan, 'Di manakah orang-orang yang melanggengkan shalat Dhuha? Ini adalah pintu kalian, dan masuklah kalian dengan rahmat Allah." (HR. Ath-Thabrani)

MENDAPAT PAHALA SETARA PAHALA MATI SYAHID
Dari ibnu Umar dari Nabi SAW,"Siapa yang shalat Dhuha dan puasa 3 hari setiap bulan serta tidak meninggalkan shalat Witir, baik ketika mukim maupun dalam perjalanan, dia dicatat sebagai orang yang mendapat pahala setara mati syahid." (HR. Abu Nu'aim)

SAMA DENGAN SHALATNYA PARA MALAIKAT
Dari Abdullah bin Zaid, Rasulullah bersabda:"Aku bertanya kepada Tuhan apakah shalat Dhuha diwajibkan bagi umatku, kemudian Allah berfirman:"itu adalah shalatnya malaikat. Siapa yang hendak menunaikanya tunaikanlah, dan siapa yang tidak mengerjakanya, tinggalkanlah. Bagi yang menunaikanya, hendaknya tidak mengerjakanya kecuali matahari telah naik"

itulah beberapa keutamaan dari Shalat Dhuha. Semoga bermanfaat

Jumat, 01 September 2017

Kisah buat Dakwah


Assalamu'alaikum warohmatullohiwabarokatuh
Hae sobat jblog, Ngadmin kasih lagi nih sebuah kisah yang biasa kalian masukan ke materi pidato kalian bertemakan "TOMAT (Tobat Maksiat)" ataupun yang lainya yang berhubungan dengan tobat woi tobat :D

                *******************
Mansur bin 'Amar berkata:"Aku mempunyai seorang kawan yang tak henti-hentinya melakukan maksiat. Suatu saat dia bertaubat. Aku melihatnya banyak melakukan ibadah dan sholat Tahajud. Beberapa hari belakangan aku kehilangan dia. Aku mendapat kabar bahwa dia sakit

Maka aku pun pergi untuk menjenguknya. Di depan rumahnya aku disambut putrinya yang bertanya, 'Mau menemui siapa ?'

"Bertemu ayahmu" jawabku

Kemudian putrinya itu mengizinkanku masuk.

Di dalam rumah kulihat kawanku itu tengah berbaring di ruangan tengah. Mukanya terlihat hitam lebam, matanya terbelalak, dan bibirnya sangat keras. Dalam keadaan sendiri aku yang merasa takut saat melihat keadaan dirinya itu, aku berkata kepadanya, "Kawan, perbanyaklah mengucapkan kalimat La ilaha illallah"

Ia membuka matanya yang terlihat merah, namun tiba-tiba ia pingsan. Setelah ia siuman, aku berkata lagi kepadanya, 'Kawan perbanyaklah mengucapkan kalimat La ilaha illallah'. Aku mengucapkan kalimat tersebut sebanyak dua kali.

Dia membuka matanya lalu berkata, 'Wahai Mansur, saudaraku, kalimat itu telah terhalang terucapkan olehku'

Mendengar kata-katanya itu, aku spontan mengatakan, "La hawla wa la quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhim."

Kemudian aku berkata lagi kepadanya, 'Kawan, di mana sholat, puasa, tahajjud, dan ibadah malammu selama ini ?'

Dia menjawab, 'Semua itu aku persembahkan bukan untuk Allah. Taubatku hanya pura-pura. Aku melakukan itu semua tiada lain kecuali agar disebut-sebut oleh banyak orang sebagai orang shalih. Aku melakukan semua itu hanya untuk pamer kepada orang lain.

Ketika sedang sendiri, aku mengunci pintu, menutup tirai rumah, dan kuteguk minuman memabukkan. Aku menampakkan berbagai maksiat di hadapan Tuhanku. Aku telah melakukan hal tersebut dalam waktu yang cukup lama.

Suatu saat aku tertimpa penyakit yang sangat berat. Aku berkata kepada putriku, "Tolong ambilkan Al-Quran."

Setelah Al-Quran berada di tanganku, aku berkata, "ya Allah, demi kebenaran Al-Quran yang agung ini, berikanlah kesembuhan kepadaku dan aku tak akan melakukan dosa lagi selamanya". Allah pun memberi kesembuhan padaku.

Ketika telah sembuh, aku kembali lagi pada kebiasaan lamaku, yaitu mabuk dan melahap segenap kesenangan lainnya. Setan pun telah  membuat ku melupakan janji yang telah kututurkan kepada Tuhanku.

Tidak lama kemudian aku menderita sakit yang amat parah dan hampir merenggut nyawaku. Aku meminta kepada keluargaku ke ruang sebagaimana biasanya kalau aku sedang sakit.

Kemudian aku minta diambilkan Al-Quran, lalu membacanya dan kemudian mengangkatnya. Aku berkata,"ya Allah, demi kehormatan apa yang ada di dalan Al-Quran yang mulia ini, berupa Kalam-Mu, aku minta Engkau memberikan kesembuhan kepadaku." Saat itu, Allah pun mengabulkan doaku.

Tak beda dengan sebelumnya, tak lama kemudian aku kembali bergelimang maksiat, hingga akhirnya aku terkena penyakit ini.

Aku meminta kepada keluargaku untuk dipindahkan dari kamar ke ruangan tengah sebagaimana engkau lihat sekarang. Kemudian aku minta diambilkan Al-Quran untuk ku baca.

Namun aneh sekali, tak ada satu huruf pun yang tampak di dalam lembaran Al-Quran tesebut. Aku tahu, Allah murka kepadaku.

Lalu aku mengangkat kepala ke langit sambil berdoa, "ya Allah, demi kehormatan Al-Quran ini, berikanlah kesembuhan kepadaku, wahai Dzat penggenggam langit dan bumi."

Tiba-tiba aku mendengar suara tak berwujud (hatif) yang berbentuk syair:

Engkau bertaubat ketika sakit
dan kembali kepada dosa ketika sehat

Sering sekali kesusahanmu

Berkali-kali engkau dijauhkan dari petaka yang menimpamu

Apakah engkau tak khawatir kematian datang menemuimu
padahal dirimu dalam dosa yang terus engkau lupakan

Suara tak berwujud itu seolah selalu mengingatkanku hari-hari berikutnya."

Manshur bin 'Amar berkata:"Demi Allah, tidaklah aku keluar dari rumahnya sehabis menjenguknya melainkan mataku penuh dengan pelajaran.

Aku pun pulang. Tapi belum sampai di pintu rumah, kawanku telah meninggal dunia."

Semoga bermanfaat. Bye

Cari