Senin, 11 September 2017
Kisah buat dakwah: Jangan berputus asa
Assalamualaikum warohmatullah
Pada edisi kisah buat dakwah sebelumnya mengisahkan tentang seorang anak sholeh v anak ga sholeh yang belum membaca kisahnya boleh Otw di sini . Untuk kali ini Ngadmin mau kasih tentang para burung yang pantang menyerah. Ok lah langsung di geser layarnya.
Suatu hari, burung-burung dari berbagai jenis berkumpul mengadakan pertemuan di suatu tempat. Dalam pertemuan tersebut mereka sepakat bahwa harus ada raja yang memimpin mereka. Akhirnya mereka sepakat bahwa yang pantas menjadi raja adalah burung rajawali.
Terdengar kabar bahwa burung rajawali berada di tempat yang sangat jauh. Namun, dorongan kerinduan mereka dan semangat mencari telah membulatkan tekad mereka. Mereka sangat menginginkan mendapatkan perlindungan darinya.
Kian hari, kian bertambah kerinduan mereka. Mereka bersumpah, "Di tempat manapun kau berada, kami akan tetap mencarimu, karena engkau adalah raja yang tiada tara."
Mereka pun terbang bersama mengunjungi tempat sang rajawali. Di tengah perjalanan mereka mendengar suara ghaib, "Kalian jangan membinasakan diri dengan angan-angan kalian, diamlah di tempat, jangan meninggal tempat tinggal ! Sebab, jika meninggalkan tempat tinggal, kalian akan bertambah payah, menghadapi berbagai bahaya, dan menghadapi ancaman kebinasaan."
Setelah mendengar suara itu, justru rasa rindu mereka kepada rajawali semakin menjadi-jadi. Mereka tidak berhenti menjelajahi hutan belantara untun mencapi tempat tujuan.
Muncul lagi suara, "Di depan kalian ada hutan belantara, gunung yang tinggi, lautan yang ganas, lembah salju yang sangat dingin, dan tempat yang cuacanya tidak normal. Kalian akan segera dijemput oleh kematian. Jadi, yang paling aman adalah kembali ke tempat semula !"
Burung-burung tersebut tidak menghiraukan suara itu. Mereka tetap melanjutkan perjalan sambil bersenandung:
'Jika yang dicari sangat agung
Menjadi kecil segala rintangan'
Mereka terus bersemangat mencari sang rajawali. Namun apa daya, berbagai kondisi alam terus mengguncang mereka. Sebagian burung yang berasal dari daerah beriklim panas binasa ketika masuk daerah beriklim dingin, begitupun sebaliknya. Di antara mereka juga banyak tersambar petir dan tersapu angin topan. Sehingga tinggal tersisa sedikit.
Akhirnya, mereka sampai di kediaman sang rajawali yang tampak di kelilingi para penjaganya.
Para burung itu kemudian mencari perantara yang dapat menyampaikan ihwal kedatangan mereka ke sang raja.
Kemudian sang rajawali memerintahkan kepada perantara tadi untuk menyampaikan maksud kedatangang mereka
Peranta tadi pun menjawab,"Kami datang untuk meminta anda menjadi pemimpin kami."
Sang rajawali lalu menjawab, "Kalian hanya merepotkan diri kalian, saya sudah menjadi raja di sini, kami tidak membutuhkan kalian."
Mendengar jawaban sang rajawali itu, mereka kebingungan. Namun mereka tak patah semangat. Mereka berkata, "Tidak ada jalan untuk kembali. Kekuatan kita sudah habis dan kita telah di hantam cuaca. Tak ada gunanya kita kembali. Kita akan di sini sampai mati."
Akhirnya burung-burung itu diam di depan kediaman sang rajawali. Beberapa di antara mereka yang tidak kuat dengan kelaparan, kepanasan, kedingan akhirnya mati.
Ketika keputus-asaan semakin mewabah di antara mereka dan napas-napas mereka pun semakin sesak, tiba-tiba terdengar suara yang melegakan napas mereka, "Tidak sepantasnya kalian putus asa. Sebab, tidak ada yang putus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang yang merugi. Jika rasa kaya diri mendorong rasa bangga, jiwa pun terdorong sehingga kebal terhadap segala kondisi. Setelah kalian tahu kadar ketidakmampuan untuk mengenal kekuasaan kami, merupakan keniscayaan kami untuk menyambut kalian dan menempatkan kalian. Tempat ini adalah tempat kebahagian dan persinggahan kalian."
Gema suara tersebut membuat burung-burung itu senang tiada tara. Mereka merasa hidup kembali setelah terpuruk. Mereka menjadi yakin akan limpahan karunia dan yakin dapat memperoleh kebahagian.
Mereka bertanya tentang teman-temanya yang tertinggal karena bencana, "Bagaimana keadaan teman kami yang terhalang bencana dan terjebak di lembah, sehingga mereka binasa ? Apakah darah mereka mendapat penghargaan ataukah sia-sia ?" tanya mereka.
"Orang-orang yang keluar dari rumahnya untuk hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya, lalu dirinya terkena kematian, pahalanya tanggungan Allah" (QS. An-Nisa': 100)
"Dan janganlah mengatakan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah (mereka) telah mati. Sebenarnya mereka hidup, tetapi kalian tidak menyadarinya" (QS. Al-Baqarah: 154)
"Apakah ada jalan bagi kami untuk menyaksikan mereka ?" tanya para burung.
"Tidak ada, sebab kalian terhalang hijab keagungan dan tirai kemanusian serta terbatasi oleh ajal. Jika kalian telah menghabiskan masa hidup kalian dan berpisah dari tempat kalian, kalian dapat menemui dan mengunjungi mereka." jawab sang rajawali.
Ketika burung-burung itu mendengar perkataan itu dan merasa tenang dengan petunjuk tersebut, keyakinan dan kepercayaan mereka pun semakin sempurna. Mereka merasa tenteram dan siap menghadapi hakikat-hakikat keyakinan dengan kemampuan yang mendalam.
(Menggapai Hidayah dari kisah imam Ghazali)
semoga bermanfaat. Ngadmin pamin yag
Waalaikumsalam
0 komentar:
Posting Komentar