Jumat, 01 September 2017
Kisah buat Dakwah
Assalamu'alaikum warohmatullohiwabarokatuh
Hae sobat jblog, Ngadmin kasih lagi nih sebuah kisah yang biasa kalian masukan ke materi pidato kalian bertemakan "TOMAT (Tobat Maksiat)" ataupun yang lainya yang berhubungan dengan tobat woi tobat :D
*******************
Mansur bin 'Amar berkata:"Aku mempunyai seorang kawan yang tak henti-hentinya melakukan maksiat. Suatu saat dia bertaubat. Aku melihatnya banyak melakukan ibadah dan sholat Tahajud. Beberapa hari belakangan aku kehilangan dia. Aku mendapat kabar bahwa dia sakit
Maka aku pun pergi untuk menjenguknya. Di depan rumahnya aku disambut putrinya yang bertanya, 'Mau menemui siapa ?'
"Bertemu ayahmu" jawabku
Kemudian putrinya itu mengizinkanku masuk.
Di dalam rumah kulihat kawanku itu tengah berbaring di ruangan tengah. Mukanya terlihat hitam lebam, matanya terbelalak, dan bibirnya sangat keras. Dalam keadaan sendiri aku yang merasa takut saat melihat keadaan dirinya itu, aku berkata kepadanya, "Kawan, perbanyaklah mengucapkan kalimat La ilaha illallah"
Ia membuka matanya yang terlihat merah, namun tiba-tiba ia pingsan. Setelah ia siuman, aku berkata lagi kepadanya, 'Kawan perbanyaklah mengucapkan kalimat La ilaha illallah'. Aku mengucapkan kalimat tersebut sebanyak dua kali.
Dia membuka matanya lalu berkata, 'Wahai Mansur, saudaraku, kalimat itu telah terhalang terucapkan olehku'
Mendengar kata-katanya itu, aku spontan mengatakan, "La hawla wa la quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhim."
Kemudian aku berkata lagi kepadanya, 'Kawan, di mana sholat, puasa, tahajjud, dan ibadah malammu selama ini ?'
Dia menjawab, 'Semua itu aku persembahkan bukan untuk Allah. Taubatku hanya pura-pura. Aku melakukan itu semua tiada lain kecuali agar disebut-sebut oleh banyak orang sebagai orang shalih. Aku melakukan semua itu hanya untuk pamer kepada orang lain.
Ketika sedang sendiri, aku mengunci pintu, menutup tirai rumah, dan kuteguk minuman memabukkan. Aku menampakkan berbagai maksiat di hadapan Tuhanku. Aku telah melakukan hal tersebut dalam waktu yang cukup lama.
Suatu saat aku tertimpa penyakit yang sangat berat. Aku berkata kepada putriku, "Tolong ambilkan Al-Quran."
Setelah Al-Quran berada di tanganku, aku berkata, "ya Allah, demi kebenaran Al-Quran yang agung ini, berikanlah kesembuhan kepadaku dan aku tak akan melakukan dosa lagi selamanya". Allah pun memberi kesembuhan padaku.
Ketika telah sembuh, aku kembali lagi pada kebiasaan lamaku, yaitu mabuk dan melahap segenap kesenangan lainnya. Setan pun telah membuat ku melupakan janji yang telah kututurkan kepada Tuhanku.
Tidak lama kemudian aku menderita sakit yang amat parah dan hampir merenggut nyawaku. Aku meminta kepada keluargaku ke ruang sebagaimana biasanya kalau aku sedang sakit.
Kemudian aku minta diambilkan Al-Quran, lalu membacanya dan kemudian mengangkatnya. Aku berkata,"ya Allah, demi kehormatan apa yang ada di dalan Al-Quran yang mulia ini, berupa Kalam-Mu, aku minta Engkau memberikan kesembuhan kepadaku." Saat itu, Allah pun mengabulkan doaku.
Tak beda dengan sebelumnya, tak lama kemudian aku kembali bergelimang maksiat, hingga akhirnya aku terkena penyakit ini.
Aku meminta kepada keluargaku untuk dipindahkan dari kamar ke ruangan tengah sebagaimana engkau lihat sekarang. Kemudian aku minta diambilkan Al-Quran untuk ku baca.
Namun aneh sekali, tak ada satu huruf pun yang tampak di dalam lembaran Al-Quran tesebut. Aku tahu, Allah murka kepadaku.
Lalu aku mengangkat kepala ke langit sambil berdoa, "ya Allah, demi kehormatan Al-Quran ini, berikanlah kesembuhan kepadaku, wahai Dzat penggenggam langit dan bumi."
Tiba-tiba aku mendengar suara tak berwujud (hatif) yang berbentuk syair:
Engkau bertaubat ketika sakit
dan kembali kepada dosa ketika sehat
Sering sekali kesusahanmu
Berkali-kali engkau dijauhkan dari petaka yang menimpamu
Apakah engkau tak khawatir kematian datang menemuimu
padahal dirimu dalam dosa yang terus engkau lupakan
Suara tak berwujud itu seolah selalu mengingatkanku hari-hari berikutnya."
Manshur bin 'Amar berkata:"Demi Allah, tidaklah aku keluar dari rumahnya sehabis menjenguknya melainkan mataku penuh dengan pelajaran.
Aku pun pulang. Tapi belum sampai di pintu rumah, kawanku telah meninggal dunia."
Semoga bermanfaat. Bye
0 komentar:
Posting Komentar